Administrasi Guru Kelas SD
Kamis, 20 Oktober 2016
Contoh Artikel PTK IPA Kelas 3 SD lengkap
UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK SISWA KELAS III PADA SDN BINTURU
KECAMATAN KELUA KABUPATEN TABALONG
Ristinawati
SDN Binturu
Abstract: A study concerning the application of the picture and
picture on the earth's surface appearance of learning materials. The
application of the model picture and picture are expected to impact positively
on students' interest and motivation in learning, so as to increase student
learning outcomes in the material. This study aims to (1) increase the activity
of students (2) improve science learning outcomes. The study used a classroom
action research with 2 cycles. Each cycle consists of stages of planning,
action, observation, and reflection. Subjects were third grade students of SDN
Binturu totaling 26 students. The research instrument in the form of test
instruments test objective type questions and non-test instruments such as
observation and interviews. The research concludes (1) student activities has
increased from 58.04% in Cycle 1 to 87.5% in Cycle 2 (2) student learning
outcomes increased from 53.85 to 80.77 at cycle 1 to cycle 2.
Keywords: picture and picture, the appearance of the surface of the earth, learning outcomes
Keywords: picture and picture, the appearance of the surface of the earth, learning outcomes
PENDAHULUAN
Cara
penyampaian konsep pembelajaran di sekolah dasar cenderung tidak melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Umumnya siswa sudah mendapat
tugas kelompok tetapi bukan berasal dari guru sendiri, melainkan tugas dari
buku, sehingga kebanyakan tidak sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan guru sebelumnya, siswa pun mengerjakan berdasarkan
pemahamannya masing-masing. Dalam setiap proses pembelajaran, siswa hanya
dituntut untuk dapat memahami tugas yang diberikan guru pada buku, dan dapat
menjawabnya sesuai dengan pertanyaan yang ada.
Pembelajaran IPA perlu menerapkan inkuiri ilmiah (scientific inquiry)
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SD/MI harus dilaksanakan melalui pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Picture and picture
merupakan model pembelajaran yang mengandalkan
media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan
siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Model ini memiliki beberapa
kelebihan, yaitu: 1) guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa; 2) melatih
berpikir logis dan sistematis; 3) membantu
siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan
memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir; 4) mengembangkan motivasi
untuk belajar
yang lebih baik; dan 5) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan
kelas.
Model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
(Ahmad: 2010). Model pembelajaran
berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Joyce (1996) dalam Ahmad (2010) selain
memiliki tujuan dan asumsi, sebuah model pembelajaran juga memiliki lima unsur
karakteristik model yaitu sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem
pendukung, dampak instruksional dan dampak pengiring.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
di sekolah dasar adalah model picture and
picture. Adapun
langkah-langkah model ini (Ahmad: 2010) adalah:
1.
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.
Menyajikan
materi sebagai pengantar
3.
Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4.
Guru
menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis
5.
Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6.
Dari
alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
7.
Kesimpulan/rangkuman
Berdasarkan
hasil penelitian untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada materi
kenampakan permukaan bumi, media yang digunakan adalah gambar, peneliti memilih
model picture and picture yang akan
digunakan dalam penelitian ini.
Pemilihan
ini peneliti lakukan dengan pertimbangan bahwa penelitian yang akan dilakukan
terhadap siswa kelas III SDN Binturu, dimana tingkat berfikir dan pemahaman
siswa pada usia tersebut akan lebih mudah jika menggunakan benda-benda semi
konkrit dan konkrit daripada benda-benda yang abstrak, sehingga peneliti
beranggapan model picture and picture lebih
cocok untuk diterapkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Model yang digunakan
picture and picture. Penelitian di
SDN Binturu dilakukan bulan Maret sampai Juni 2012, penelitian dilakukan dalam
2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subyek penelitian
siswa kelas III SDN Binturu tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 26 orang.
Data yang diambil adalah data kuantitatif yaitu hasil tes dan tugas kelompok.
Data kualitatif terdiri dari hasil observasi siswa, kinerja guru dan respon
siswa. Keberhasilan penelitian diukur berdasarkan tingkat presentase dan
ketuntasan belajar.
Selain
kegiatan pembelajaran di kelas juga diobservasi sebagai bahan refleksi untuk
merancang kegiatan belajar pada siklus selanjutnya.
Intsrumen
penelitian ini meliputi (1) tes hasil belajar (2) tugas kelompok (3) lembar
observasi aktivitas guru dan siswa (4) lembar wawancara untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model picture and picture.
Hasil
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk
mengetahui peningkatan proses hasil belajar. Tindakan kelas ini dikatakan
berhasil apabila ketuntasan klasikal siswa meningkat yaitu mencapai rata-rata
80% dari jumlah siswa yang ada mampu mencapai nilai ketuntasan individual yaitu
65, aktivitas siswa meningkat dan positifnya respon siswa terhadap pembelajaran
tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Siklus I Pertemuan 1
Aktivitas
siswa pada pertemuan pertama selama PBM tidak semua siswa terlibat aktif,
motivasi untuk kerja kelompok rendah, masih banyak siswa yang melakukan
kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.
Aktivitas
guru masih belum efektif dalam hal mengelola pembelajaran, karena masih banyak
aktivitas yang belum terlaksana. Guru juga masih terlihat lebih dominan
daripada siswa. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga
mengakibatkan siswa melakukan kegiatan sendiri misalnya berbicara dengan teman.
Hasil
belajar yang diperoleh masih rendah karena masih banyak siswa yang masih belum
memahami materi yang diajarkan. Respon siswa terhadap PBM positif, siswa
menyukai dan lebih tertarik dengan model yang diterapkan guru, tetapi masih
banyak yang hanya aktif sendiri tidak terlibat dalam PBM.
Siklus I Pertemuan 2
Aktivitas
siswa pada pertemuan kedua selama PBM terlibat aktif, motivasi untuk kerja
kelompok sudah mengalami peningkatan, tetapi masih ada siswa yang melakukan
kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.
Aktivitas
guru sudah mulai efektif dalam hal mengelola pembelajaran, meskipun masih ada
aktivitas yang belum terlaksana. Guru juga masih terlihat lebih dominan
daripada siswa. Siswa mulai terlibat dalam proses pembelajaran.
Hasil
belajar yang diperoleh meningkat meskipun masih rendah karena masih banyak
siswa yang masih belum memahami materi yang diajarkan.
Refleksi
berdasarkan data di atas, maka evaluasi KBM pada pertemuan 1 dan 2 adalah:
a.
Aktivitas siswa
meningkat, siswa sudah mulai ikut aktif terlibat dalam PBM, walaupun masih ada
siswa yang hanya aktif sendiri.
b.
Aktivitas guru
sudah peningkatan, penerapan picture and
picture sudah mulai sesuai dengan prosedur tetapi masih terlihat sangat
dominan.
c.
Hasil belajar
siswa sudah mulai meningkat, hal ini terlihat dari kemampuan siswa
menyelesaikan evaluasi akhir yang dilakukan secara individu pada setiap akhir
pertemuan, walau masih belum mencapai standar yang diinginkan.
d.
Respon siswa positif,
terlihat saat PBM berlangsung siswa antusias mengikutinya.
Hal-hal yang perlu diperbaiki:
Untuk
melanjutkan ke siklus II perlu adanya perbaikan seperti guru harus efektif
dalam mengelola pembelajaran, sesuai dengan prosedur picture and picture, pembelajaran harus berpusat pada siswa bukan
guru yang lebih dominan. Libatkan siswa
secara aktif dalam PBM.
Hasil Siklus II Pertemuan 1:
Aktivitas
siswa pada pertemuan pertama selama PBM terlibat aktif, motivasi untuk kerja
kelompok mengalami peningkatan, tetapi masih ada sebagian kecil siswa yang
melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.
Aktivitas
guru efektif dalam hal mengelola pembelajaran, tidak ada aktivitas yang belum
terlaksana. Guru juga tidak lagi terlihat dominan dalam PBM. Siswa mulai
terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Hasil
belajar yang diperoleh mengalami peningkatan meskipun masih ada beberapa nilai
siswa rendah. Ketuntasan klasikal belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Respon
siswa terhadap PBM positif, siswa terlihat sangat antusias mengikuti
pembelajaran dengan model picture and
picture.
Siklus II Pertemuan 2
Aktivitas
siswa pada pertemuan kedua selama PBM terlibat aktif, motivasi untuk kerja
kelompok mengalami peningkatan.
Aktivitas
guru efektif dalam hal mengelola pembelajaran, tidak ada aktivitas yang belum
terlaksana. Guru juga tidak lagi terlihat dominan dalam PBM. Siswa mulai
terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Hasil
belajar yang diperoleh mengalami peningkatan, ketuntasan klasikal tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
Respon
siswa terhadap PBM positif, siswa terlihat sangat antusias mengikuti
pembelajaran dengan model picture and
picture.
Refleksi
berdasarkan data di atas, maka evaluasi KBM pada pertemuan 1 dan 2 adalah:
a.
Aktivitas siswa
meningkat, siswa ikut aktif terlibat dalam PBM.
b.
Aktivitas guru mengalami
peningkatan dalam hal mengelola pembelajaran, penerapan picture and picture sesuai dengan prosedur tidak lagi terlihat dominan.
c.
Hasil belajar
siswa meningkat, hal ini terlihat dari kemampuan siswa menyelesaikan evaluasi
akhir yang dilakukan secara individu pada setiap akhir pertemuan, telah mencapai
standar yang diinginkan.
d.
Respon siswa
positif, terlihat saat PBM berlangsung siswa antusias mengikutinya.
Pembahasan
Siklus
I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012 hari Senin dan siklus I
pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2012 hari Kamis jam ke 4-5 di
kelas III SDN Binturu Kecamatan Kelua. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada
tanggal 14 Mei 2012 hari Senin, dan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada
tanggal 17 Mei 2012 hari Kamis jam ke 4-5.
Aktivitas
siswa pada siklus I pertemuan 1 persentasenya 55,36%, hal ini disebabkan siswa
belum terbiasa dengan model picture and
picture, guru terlalu dominan sehingga siswa tidak terlibat penuh dalam
PBM. Pada pertemuan 2 persantase keaktifan siswa meningkat menjadi 60,71%,
siswa mulai terlihat aktif dalam PBM. Siklus II pertemuan 1 persentase
keaktifan siswa mencapai 82,14%, dan pada siklus II pertemuan 2 meningkat
menjadi 92,86%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam PBM dan
terlihat lebih dominan. Hasil observasi keaktifan siswa digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1 Aktivitas siswa
Aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 rata-rata 54,17 hal ini
disebabkan guru masih dominan, masih banyak ceramah, dan belum sesuai dengan
prosedur model picture and picture,
pada pertemuan 2 meningkat menjadi 58,86.
Terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki pada siklus II. Guru
harus benar-benar memahami langkah-langkah model picture and picture sehingga mudah menerapkannya dalam PBM,
dominasi dikurangi sehingga siswa yang aktif.
Siklus II pertemuan 1 rata-rata keaktifan guru 81,25%, dan mengalami
peningkatan pada pertemuan 2 menjdi 94,43. Hal ini disebabkan guru sudah
terbiasa dengan penerapan model picture
and picture. Aktivitas guru dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 Aktivitas guru
Hasil
belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 masih rendah. Nilai rata-rata 64,62,
hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa dengan model yang
diterapkan oleh guru. Pada pertemuan 2 meningkat menjadi 74,62. Pada siklus II
pertemuan 1 hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 75, hal ini
menunjukkan bahwa siswa mulai terbiasa dengan model picture and picture, siswa terlihat sangat antusias dengan model
pembelajaran ini, tetapi masih belum mencapai indikator keberhasilan yag
diharapkan. Pada pertemuan 2 ketuntasan klasikal hasil belajar meningkat lagi
menjadi 86,15, hal ini telah menunjukkan hasil yang diharapkan, sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan. Observasi hasil belajar siswa dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3 Hasil belajar siswa
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurhayati (2011) tentang penggunaan model picture and picture yang dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan sederhana. Selain itu juga sejalan dengan hasil penelitian Nahmudah
(2011) yang menggunakan model ini untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi. Model ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan
orang lain. Semakin banyak individu bereaksi atas sesuatu hal maka semakin
dalam individu tersebut menguasainya.
Berdasarkan
hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model picture and picture mampu meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas III SDN Binturu tentang kenampakan permukaan
bumi.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) aktivitas
siswa dalam PBM yang menggunakan model
picture and picture mengalami peningkatan dari 58,04% pada siklus 1 menjadi 87,5% pada siklus 2. (2) ketuntasan hasil
belajar siswa dalam PBM yang menggunakan model picture and picture mengalami peningkatan dari 53,85 pada siklus 1 menjadi 80,77 pada siklus 2.
Saran
Berdasarkan
hasil kesimpulan di atas, ada beberapa saran yaitu:
(1) dalam
melaksanakan pembelajaran yang menggunakan model picture and picture dengan media gambar, hendaknya guru lebih
memperhatikan aktivitas siswa agar sepenuhnya dapat berada dalam suasana
pembelajaran, lebih banyak bertanya jawab dan memberikan penghargaan kepada
siswa. (2) kepada guru IPA untuk menjadikan model picture and picture sebagai alternatif model pembelajaran khususnya
pada materi tentang kenampakan permukaan bumi dan keadaan cuaca.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan
terima kasih disampaikan kepada Yayasan Adaro Bangun Negeri yang telah
membiayai penelitian. Penulis merupakan beneficiaries
melalui program pemberdayaan YABN.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, A. 2008. Model-Model
Pembelajaran yang Efektif. Makalah disajikan dalam Pelatihan Pembuatan PTK
dan KTI di Kelua, Kabupaten Tabalong. LPMP: 25-26 Agustus.
Ahmad, A. 2011. Sintak-Sintak
Model Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Diklat bagi Guru IPA SD di
Tanjung, Kabupaten Tabalong. LPMP: 25 Maret.
Ali, M. 2008. Guru dalam
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Argensindo.
Arikunto, S. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
BSNP. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Tingkat SD/MI untuk Kelas V. Jakarta: Depdiknas.
BSNP. 2007. Standar Kompetensi Lulusan di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdiknas.
Beaulieu, D. 208. Teknik-Teknik
yang Berpengaruh di Ruang Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Dedy, M. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosda Karya.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kalender Pendidikan
Nasional. Jakarta: Dekdiknas
Djamarah. S. B. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
University Pers.
Kemdiknas. 2010. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi) Khusus untuk Penelitian Tindakan Kelas. Banjarmasin:
Universitas Lambung Mangkurat.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Lapono, N. 2007. Modul
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Dzaki. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif (Articles). (Online), (http://www.blogcatalog.com, Diakses pada tanggal 19 Desember 2011, pukul: 16.25)
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
University Pers.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Sudjana, N. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.
Sukarnyana. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: PPPG
IPS dan PMP.
Supriadi, A. 2011. Kekuatan
Dahsyat Media Software Microsoft Powerpoint (PPt) dalam Efektivitas
Pembelajaran di Kelas. Makalah disajikan dalam Diklat Tingkat Nasional bagi
Guru-Guru SD di Tanjung, Kabupaten Tabalong. Tim Assessor Sertifikasi Guru
Tingkat Propinsi Kalsel. Tanjung, 20 Pebruari.
Syah, M. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Langganan:
Postingan (Atom)